Mantan pemain bulu tangkis Inggis, Gillian Clark, atau yang dikenal dengan sebutan Oma Gill Clark kembali memberikan fakta-fakta tentang prestasi atlet bulu tangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia (BWF World Championships) tepat di Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Total medali yang dimaksud oleh komentator utama Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) selama 25 tahun terakhir itu adalah medali emas, perak, dan perunggu.
“Dengan dimulainya Kejuaraan Dunia 2025 yang hanya tinggal 8 hari lagi, adakah cara yang lebih baik untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-80 selain mengenang 80 Medali yang diraih oleh para pebulu tangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia?” ungkap Gill Clark mengawali unggahannya.
Menurut Gill Clark, Indonesia berada di posisi kedua dalam Tabel Medali Negara Kejuaraan Dunia dengan total 80 medali di semua 5 sektor, yaitu tunggal putra, ganda putra, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.
Total 80 medali itu terdiri dari 23 emas, 20 perak, dan 37 perunggu.
“Pebulu tangkis Indonesia telah memenangkan setidaknya satu medali di 25 dari 27 Kejuaraan Dunia sebelumnya yang mereka ikuti,” ungkapnya.
Selanjutnya, Gill Clark mengungkapkan fakta bahwa waktu terlama antara medali emas pertama dan terakhir adalah 12 tahun.
“Rekor ini dipegang oleh 2 pemain, keduanya dari Indonesia, yakni Liliyana Natsir (di nommer) Ganda Campuran 2005 – 2017, dan Hendra Setiawan (di nomor) Ganda Putra 2007 – 2019,” kata Gill Clark.
Selanjutnya, almarhum Verawaty Fadjrin adalah satu dari hanya 3 pemain yang memenangkan medali di ketiga sektor, yakni tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.
Kemudian, pemain pertama yang memenangkan “ganda ganda” adalah Christian Hadinata ketika ia memenangkan 2 Emas pada tahun 1980 di nomor ganda putra dan ganda campuran.
“Liliyana Natsir berbagi rekor medali terbanyak yang diraih hanya dalam satu disiplin – tujuh medalinya di ganda campuran (empati emas, satu perak, dan tiga perunggu) sama dengan jumlah yang sama dengan 7 medali Lin Dan di nommer tunggal putra,” ungkap Clark.
Ia juga memaparkan fakta ada 6 pemain berbeda pernah meraih 6 medali Emas Indonesia di Tunggal Putra.
“ Pada 1980 Rudy Hartono, 1983 Icuk Sugiarto, 1993 Joko Suprianto, 1995 Hariyanto Arbi, 2001 Hendrawan, 2005 Taufik Hidayat,” kata Clark.
Prestasi ganda putra
Ia juga mencatat sektor ganda putra Indonesia telah memenangkan medali Emas lebih banyak, dan total medali lebih banyak dibandingkan negara lain di sektor tersebut. Indonesia meraih 26 medali yang terdiri dari 10 medali emas, enam perak, dan 10 perunggu.
“Mohammad Ahsan adalah satu-satunya pemain yang memenangkan medali MD (mens double) dengan 3 pasangan berbeda – Bona Septano (satu perunggu), Rian Agung Saputro (satu perak), Hendra Setiawan (tiga emas dan satu perak),” ungkap Clark.
Selanjutnya, kata Gill Clark, hanya 3 pemain yang memenangkan medali emas ganda putra dengan 2 pasangan berbeda – ketiganya lahir di Indonesia, Ricky Subagja, Tony Gunawan, Hendra Setiawan.
Selain itu, Indonesia juga telah memenangkan jumlah medali terbanyak kedua di Tunggal Putri dengan jumlah 9 medali yang terdiri dari dua emas, dua perak dan lima perunggu.
Gill Clark juga memberikan fakta tentang prestasi di sektor tunggal putri Indonesia. Medali di sektor tunggal putri ini lebih banyak daripada Jepang (8 medali dengan 3 emas, 1 perak, dan 4 perunggu), India (7 medali dengan 1 emas, 3 perak, dan 3 peruggu), dan Korea (7 medali dengan 1 emas, 1 perak, dan 5 perunggu).
Komentator legendaris yang juga dikenal sebagai “suara bulu tangkis” itu memberikan catatan khusus tentang prestasi Liliyana Natsir.
“Hanya satu pemain putri yang meraih Emas Ganda Campuran dengan 2 pasangan berbeda – Liliyana Natsir – 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto, serta 2013 dan 2017 bersama Tontowi Ahmad,” ungkap Gill Clark.
Di akhir unggahanya, Gill Clark mengucapkan, “Selamat Hari Kemerdekaan.” ***