Home » PBSI Anggap Peremasan Kok Legal tapi tidak Sportif

PBSI Anggap Peremasan Kok Legal tapi tidak Sportif

by Aries Wijaksena
0 comments

Wakil Ketua Umum I Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Taufik Hidayat merespons aksi tidak sportif yang dilakukan seorang atlet muda dalam pertandingan Sirkuit Nasional (Sirnas) B Kepulauan Riau di GOR Badminton Banda Baru, Batam, 14-19 April lalu.

“Sebenarnya secara aturan masih tabu. Kalau secara hukum melihatnya tidak apa-apa. Hanya tidak sportif,” kata Taufik di Jakarta, Selasa (23/4).

Sebelumnya, aksi atlet tunggal putra tersebut menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial. Dalam tayangan tersebut, sang pemain tertangkap kamera meremas kok saat meminta pergantian shuttlecock pada kedudukan match point 20-19. Tindakan itu diduga dilakukan untuk mengganggu ritme lawan, karena kok yang telah diremas melaju tidak beraturan.

Taufik, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, mengungkapkan praktik serupa pernah terjadi di masa ia masih aktif sebagai atlet. Menurut dia, keterbatasan regulasi membuat wasit tidak bisa bertindak tegas.

“Harusnya kan nanti di perwasitan, mungkin di internasional juga. Kalau tidak ada aturan yang jelas, wasit juga tidak bisa mengambil tindakan. Tapi ini kembali ke jiwa atlet, apakah mau bermain dengan fair atau tidak,” ujarnya.

Meski tidak ada sanksi resmi yang akan dijatuhkan kepada atlet tersebut, PBSI, kata Taufik, akan memberikan teguran agar tindakan serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Tidak ada dasar hukum untuk memberikan sanksi. Sanksi sosial saja. Kami akan menegur agar ke depan tidak mengulangi tindakan seperti itu. Ini olahraga, harus dijunjung sportivitasnya,” kata Taufik.

Ketua Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI), Kurniadi, merasa PBSI perlu membuat aturan tambahan soal meremas kok.

“Meremas kok sudah terjadi dari waktu ke waktu. Ini tentu kita sepakat sebagai perbuatan tidak sportif yang tidak ada dalam sistem pembinaan bulu tangkis nasional,” ujar Kurniadi.

Menurut Kurniadi, PBSI perlu merumuskan sebuah aturan untuk mencegah kejadian semacam ini terulang di kemudian hari. “Jadi, solusinya PBSI harus segera membuat aturan tambahan perihal sanksi jika diketahui pemain meremas kok atau memekarkan kok,” ucapnya.

Ketua Harian PB Exist Harry Hartono mengatakan PB Exist dengan tegas tidak menoleransi segala bentuk kecurangan. “Sejak PB Exist berdiri, kami terus menjunjung tinggi sikap jujur dan sportivitas dalam setiap pertandingan,” kata Harry dalam klarifikasi yang dikeluarkan melalui akun Istagram Exist Badminton Club.

“Mengenai video dugaan kecurangan yang dilakukan atlet muda binaan PB Exist di Sirnas-B Kepulauan Riau, kami telah memberikan teguran sangat keras kepada atlet yang bersangkutan. Kami melarang dia untuk menang dalam pertandingan selanjutnya. Pelarangan itu kami lakukan sebelum video itu beredar di media sosial,” ujarnya.

Harry mengatakan, sanksi internal dari klub juga akan diberikan. Tujuannya untuk meningkatkan kedisiplinan, sikap ksatria, dan mental juara dari atlet binaan.

“PB Exist berpendirian bahwa sportivitas harus menjadi landasan yang kuat dalam membentuk seorang calon juara. Bagi kami, kemenangan tidak boleh diraih dengan cara mengotori semangat sportivitas,” tutupnya. (SKN1)

You may also like

Leave a Comment

Info Smashkok

Berita terkini seputar bulutangkis internasional, nasional, ataupun daerah.

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Berita Terkini

@2025 – All Right Reserved. Designed and Developed by CMS GUE Technoloy