Ini Evaluasi PP PBSI Tentang Hasil Turnamen Januari – Juni 2025

197 views

PP PBSI mengeluarkan hasil evaluasi hasil turnamen yang diikuti atlet bulu tangkis Indonesia sepanjang Januari – Juni 2025.

Hingga kini, Indonesia baru meraih dua gelar juara turnamen BWF World Tour Super 300.

Pertama, gelar ganda putri di Thailand Masters 2025 yang diraih Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Kedua, gelar ganda campuran di Taipei Open 2025 yang disumbangkan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu.

Indonesia belum meraih gelar dari turnamen BWF Level 500 ke atas.

Teranyar, di Indonesia Open 2025 yang merupakan turnamen BWF World Tour Super 1000, atlet ganda putra pelatnas PBSI yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto hanya mencapai babak semifinal.

Sementara perwakilan Indonesia yang mencapai babak final yaitu Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani merupakan atlet independen.

Kabid Binpers Pelatnas PBSI Eng Hian mengatakan pihaknya telah melakukan evaluasi dari hasil turnamen yang diikuti sejak Januari dan di Indonesia Open.

“Evaluasinya pelatih merasa masih mencari pola program latihan dan pola komunikasi yang tepat terutama untuk para atlet-atlet utama,” ujarnya seperti dilansir keterangan resmi PBSI, Kamis (19/6).

PBSI: BWF Setujui Proteksi Poin Peringkat untuk Daniel Marthin

“Kedua, pelatih juga harus membuat program pengiriman ke turnamen sesuai dengan kapasitas atau level atletnya,” tambah Eng Hian.

Menurutnya, selama enam bulan ke depan, PBSI akan mengirimkan atlet sesuai kemampuan mereka dengan target meraih gelar juara.

“Enam bulan ke depan kami mengirimkan atlet-atlet ke turnamen sesuai dengan kemampuan mereka dengan target yang dipasang adalah meraih gelar juara,” tegas Eng Hian.

Eng Hian mengatakan, menurut pelatih, atlet-atlet utama di Pelatnas PBSI belum semuanya di posisi level elite.

“Perlu mengejar, menaikkan kemampuan baik teknik maupun fisik,” ungkapnya.

Ganda putra baru menjadi finalis

Eng Hian mengakui, di sektor ganda putra sebenarnya atlet Indonesia sudah mencapai level elite. Namun pencapaian terbaik mereka baru menjadi finalis.

“Di ganda putra sebenarnya yang sudah mencapai level itu, tapi hasilnya baru 5x finalis dan memang belum sesuai harapan kita semua,” ungkapnya.

Seperti diketahui, ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana menjadi finalis turnamen Level 1000 All England 2025.

Ganda putra non-pelatnas, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani menjadi finalis Indonesia Open 2025 yang juga turnamen Super 1000.

Indonesia Open 2025: Sabar – Reza Jadi Runner Up, Korea Raih Dua Gelar

Selanjutnya, pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardian menjadi finalis di turnamen Indonesia Masters 2025 yang merupakan turnamen Level Super 500.

Sementara pasangan Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin menjadi finalis di dua turnamen Level Super 300 yakni Thailand Masters 2025 dan Swiss Open 2025.

Eng Hian juga menjelaskan kondisi atlet tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting tengah menjalani penyembuhan cedera sejak awal tahun.

Sementara di tunggal putri, Gregoria ada kendala dengan kesehatannya yakni mengalami vertigo.

“Di bawah mereka, kami sedang terus akselerasi untuk naik level. Alwi, Putri Kusuma Wardani dan Jafar/Felisha,” ungkap Eng Hian.

Evaluasi secara tegas

Lebih jauh, Eng Hian mengatakan semua atlet di Pelatnas harus bisa dievaluasi secara tegas.

“Pemain yang sudah lima tahun lebih di pelatnas selain progress, harus fair dilihatnya adalah pencapaian,” tuturnya.

Ia menyampaikan kepada pelatih, dan memberikan pandangan, bagaimana para pelatih mencoba untuk menurunkan level turnamen atlet mereka dan memberikan target naik podium dulu.

“Bila tidak tercapai, maka harus segera dipikirkan apa yang harus dilakukan. Ini sebagai ujian juga untuk mereka,” tegas Eng Hian.

Fadia akan Fokus di Ganda Putri, Dejan akan Punya Pasangan Baru

Ia pun juga ingin mengikis pola pikit para atlet yang dtang ke turnamen hanya untuk memperbaiki peringkat.

“Pola pikirnya harus diubah, ke turnamen harus berprestasi maka peringkat akan naik,” imbuhnya.

Perubahan pola pikir juga ditujukan untuk para pelatih. Mereka harus punya standardisasi kesiapan atlet menghadapi turnamen.

“Yang terpenting pelatih harus punya standarisasi dalam pengiriman ke turnamen, bagaimana persiapannya…kondisinya siap atau tidak, jangan hanya ikut kata pemainnya yang mau turun di turnamen tanpa dasar dan persiapan yang bagus,” imbu Eng Hian.

Sebab dari hasil evaluasi di setiap turnamen, permasalahannya tidak jauh dari hal-hal itu saja.

“Berarti belum ada perubahan program dari hasil evaluasi yang dilaporkan,” ulasnya.

“Ini menjadi PR saya bersama pelatih teknik dan fisik untuk membuat program latihan yang lebih tepat sasaran, agar atlet dapat mencapai performa terbaiknya,” pungkasnya. ***

Leave a Comment

Info Smashkok

Berita terkini seputar bulutangkis internasional, nasional, ataupun daerah.

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Berita Terkini

@2025 – All Right Reserved. Designed and Developed by CMS GUE Technoloy