Home » Mutiara Mandala, Atlet Cilik yang Bersinar Di Eropa

Mutiara Mandala, Atlet Cilik yang Bersinar Di Eropa

by Aries Wijaksena
0 comments

Nama Mutiara Mandala menjadi perhatian di Inggris. Pasalnya, gadis berusia 12 tahun asal Leicestershire kerap berprestasi di turnamen kategori usia di Inggris bahkan Eropa.

Kepada beberapa media di Inggris, Mutiara mengaku memiliki ambisi sebagai juara di setiap turnamen badminton yang diikutinya. Publik Inggris pun memahami ambisinya jika melihat dari perjalanan karirnya selama ini. Ia kerap memenangkan pertandingan yang jauh di atas kelompok usianya.

“Saya ingin menjadi pemain bulu tangkis tunggal putri terhebat di dunia. Itulah tujuan utama saya,” tegasnya.

“Saya menang mudah di kelompok umur U-13 dan saya ingin bisa menang mudah di kelompok umur U-15 seperti itu di akhir tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Kemudian, masuk ke U-17 dan U-19, mencoba untuk menang melawan pemain-pemain yang lebih tua di kelompok usia tersebut,” katanya.

Mandala memiliki hasil yang mendukung tujuan mulianya. Ia meraih emas di turnamen U15 French Borders sebelum meraih perunggu di U15 8 Nations.

Ia juga meraih hasil luar biasa melawan pemain yang jauh lebih tua darinya saat berkompetisi di YONEX Legacy di YONEX All England di Birmingham. Ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat ia nikmati.

“Senang sekali bisa berada di lapangan yang dihuni para legenda itu. Namun, itu sangat sulit, karena lapangannya besar dan saya tidak terbiasa dengan itu,” kata Mandala.

“Saya tidak menyangka [akan menang]. Saya tahu dia jauh lebih kuat dan lebih berpengalaman dari saya, tetapi saya bermain dengan kemampuan terbaik saya. Akhirnya saya berhasil. Merupakan suatu keistimewaan untuk bermain di sana dan akan menjadi impian saya suatu hari nanti untuk bertanding di turnamen All England,” kata Mutiara Mandala saat berbicara kepada media di Yonex All England.

Mandala baru berusia 10 tahun ketika ia mulai berkompetisi dalam kategori usia yang lebih tinggi dari usianya. Meskipun peningkatan tersebut merupakan tantangan, ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan keterampilannya.

“Hal ini membuat saya bekerja lebih keras dan ingin lebih berkembang lagi. Memang menantang, tetapi merupakan pengalaman yang luar biasa untuk bermain di semua kelompok umur,” jelas Mandala.

“Ini jauh lebih sulit daripada kelompok usia saya sendiri, tetapi saya harus terus maju. Saya tahu mereka jauh lebih kuat dan lebih tua dari saya. Mereka memiliki lebih banyak kekuatan. Saya harus menggunakan keterampilan saya dan setiap kekuatan saya harus sedikit lebih cepat dan dengan intensitas yang lebih tinggi. Saya akan mampu melewatinya,” katanya.

Mutiara bukan hanya berbakat, tapi kesuksesannya juga merupakan hasil kerja keras selama berjam-jam. Anak muda East Midlands ini bangun pukul 5 pagi setiap hari untuk berlari selama 30 menit sebelum meluangkan waktu satu jam untuk latihan di lapangan sebelum sekolah dimulai.

Dia kemudian melanjutkannya dengan dua jam pelatihan sepulang sekolah yang diselingi dengan menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Komitmen tersebut didukung oleh ibu Mandala, Atu Rosalina Sagita, yang juga merupakan pelatih kelompok umur Badminton Inggris. Sagita-lah yang pertama kali menginspirasi kecintaan putrinya terhadap olahraga tersebut.

Atu Rosalina Sagita yang lahir 16 Juni 1981 adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia, seangkatan dengan Taufik Hidayat. Namanya tercatat sebagai bagian dari tim junior Indonesia yang memenangkan medali perak beregu putri di Kejuaraan Junior Asia 1999. Ia juga pernah memenangkan medali perunggu di nomor tunggal putri.

Sagita juga pernah menjuarai nomor tunggal putri di Kejuaraan Nasional PBSI 2001. Namun pada 2003 ia pensiun dari tim nasional Indonesia dan pindah ke Brunei untuk bekerja sebagai pasangan bulu tangkis bagi Keluarga Kerajaan.

Sagita kemudian pindah ke Denmark dan bermain di Skælskør Badminton Club pada 2005. Lalu ia bermain di Prancis di klub Chambly. Sagita kemudian menikah dengan Agung Mandala dan tinggal di Colchester, Inggris.

Namun karirnya tetap berlanjut dengan prestasi masuk ke babak semifinal pada Kejuaraan Nasional 2016, dan mencapai babak final pada 2017.

“Dulu waktu kecil saya sering nonton ibu main, dan melihat dia main, jadi pengen nyoba,” kenang Mandala.

Kini, Mandala merencanakan jalannya menuju puncak. Ia berharap dapat mengikuti jejak An Se-young dari Korea Selatan dan Tai Tzu-ying dari Taipei.

“Saya ingin memiliki bakat [An] untuk menjaga reli tetap berjalan dengan keterampilan pengambilannya dan [Tai] adalah ahli dalam penipuan,” katanya. (SKN1)

You may also like

Leave a Comment

Info Smashkok

Berita terkini seputar bulutangkis internasional, nasional, ataupun daerah.

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Berita Terkini

@2025 – All Right Reserved. Designed and Developed by CMS GUE Technoloy