Atlet tunggal putri nomor satu dunia asal Korea Selatan An Se-young disarankan mengubah gaya permainannya demi meminimalisir kambuhnya cedera lutut yang dia derita.
Peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 itu sedang dalam masa penyembuhan setelah lututnya kembali bermasalah. Demi memprioritaskan Kejuaraan Dunia 2025 yang berlangsung pada 25-31 Agustus 2025, An Se-young memilih mundur dari laga semifinal China Open 2025 pada akhir Juli lalu.
Sebetulnya tidak ada kondisi cedera baru yang terjadi pada lutut kanan An. Namun, pertandingan padat dua pekan beruntun di Japan Open dan China Open membuat lututnya yang menjadi tumpuan, lebih terforsir.
Media Korea Selatan, JoongAng Ilbo, menyorot kesiapan An Se-young dalam upayanya mempertahankan gelar juara dunia di Paris, Prancis nanti.
“Setelah kembali ke Korea, hasil MRI menunjukkan adanya robekan sebagian pada tendon patella di lutut kanannya. Dia menerima suntikan regenerasi jaringan dan memerlukan istirahat total selama dua minggu.”
“Selanjutnya, ia terus menarik diri dari pertandingan atau kompetisi karena nyeri lutut,” tulis JoongAng Ilbo.
Dokter orthopedi kawakan Korea Selatan yang telah berpengalaman menjalani lebih dari 3.000 operasi ACL, Eun Seung-pyo, memahami bahwa dibandingkan tenis atau tenis meja, olahraga bulu tangkis lebih menuntut banyak aski jumping alias melompot dalam menyerang. Hal ini membuat lutut banyak menjadi titik beban.
Oleh karena itu, Eun menyarankan agar An Se-young mungkin harus mulai mengubah gaya serangannya dengan lebih fokus mendapatkan poin di awal laga alih-alih berlama-lama mengolah bola secara taktikal.
“Meskipun An Se-young tidak menjalani operasi untuk tendinitis patellar, trauma yang terakumulasi dapat menyebabkan cedera lebih lanjut kapan saja,” Eun.
“Bahkan jika menjalani operasi, tidak ada jaminan bahwa dia akan pulih sepenuhnya.”
“Berpartisipasi dalam terlalu banyak turnamen dapat berbahaya, jadi dia harus mengelola jatah turnamen dan pertandingannya dengan bijak.”
“Selain itu, untuk mengurangi beban pada lututnya, dia harus menyesuaikan strategi permainannya untuk fokus pada mencetak poin dengan beralih ke serangan secepat mungkin (tanpa reli panjang),” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelatih pelatnas Korea Selatan (Badminton Korea of Association/BKA) Park Joo-bong memastikan An Se-young tidak mengalami porsi latihan berlebihan.
“Baik itu latihan beban atau lari, dia adalah atlet paling berprestasi dan menonjol. Kemampuan atletik dan keseimbangan tubuhnya luar biasa, dan saya merasa dia benar-benar menonjol di antara atlet-atlet kelas dunia lainnya,” kata Park Joo-bong.
“Dia tahu persis berapa banyak latihan yang perlu dia lakukan untuk mempertahankan statusnya sebagai atlet kelas dunia,” tegas Park. (SKN1)