Pasangan ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri harus puas menjadi runner up di final Denmark Open 2025 usai kalah dari wakil Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Pada partai puncak turnamen BWF World Tour Super 750 yang digelar di JYSKE Bank Arena, Odense, Minggu (19/10) malam WIB, Fajar/Fikri menyerah dari Hoki/Kobayashi dalam rubber game ketat dengan skor 18-21, 21-15, 19-21.
Seusai pertandingan, Fajar mengakui partai final berjalan sangat ketat. Namun ia tidak puas dengan performanya hari ini.
“Hari ini, pertandingan berjalan ramai tapi kayak dari kami tidak puas dengan permainan kami karena kami banyak melakukan kesalahan yang tidak perlu, tetapi apapun itu kami tetap bersyukur dengan hasil ini dan akan kami jadikan pelajaran buat ke depannya,” ungkap Fajar seperti dilansir keterangan resmi PBSI.
Menurut Fajar, pasangan Jepang bermain lebih cepat dan minim eror di gim pertama.
“Hari ini pasangan Jepang bermain lebih cepat dan lebih save terutama di game pertama,” ungkapnya.
Jonatan Christie Lolos ke Final Denmark Open 2025, Jumpa Shi Yu Qi di Partai Puncak
Evaluasi dari pertandingan final kali ini, kata Fajar, adalah mereka harus memperbaiki fokus di pertandingan yang berlangsung cepat.
“Ke depannya kita akan perbaiki fokus kita. Apalagi tadi hampir tidak ada bola rally banyak beradu bola drive terus, bola cepat istilahnya, jadi fokusnya harus benar-benar bisa dijaga,” tutur Fajar.
Lebih jauh, Fikri mengakui saat di gim pertama poin mereka selalu tertinggal dari pasangan Jepang tersebut.
“Game pertama kami poinnya tertinggal terus dan kalah karena mereka mainnya bagus banget terutama Yugo Kobayashi yang membuat pengambilan bola kita telat terus jadinya kita lebih banyak angkat bola dan lakukan kesalahan sendiri,” tutur Fikri.
Saat di gim ketiga, sebenarnya mereka sudah bisa keluar dari tekanan lawan. Sayangnya mereka banyak melakukan kesalahan di bola yang seharusnya mudah.
“Sebenarnya kita sudah bisa keluar dari tekanan tadi tapi di beberapa bola mudah kita malah melakukan kesalahan sendiri,” pungkas Fikri. ***