Ketua KOI: Akan Ada Sanksi ke Atlet Terlibat Pengaturan Skor

etua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari (Instagram.com@rajasaptaokto)

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan akan ada sanksi bagi para atlet bulu tangkis Indonesia yang terlibat dalam kasus pengaturan skor.

“Kami akan duduk bersama dengan PBSI dan akan menentukan sikap bersama. Apabila memang terjadi pelanggaran tentunya akan ada sanksi,” kata Raja Sapta Oktohari kepada awak media di Jakarta, Kamis (2/10).

Oktohari menyampaikan hal tersebut menyusul mencuatnya kasus pengaturan skor yang melibatkan tujuh atlet bulu tangkis Indonesia. Tiga atlet di antaranya merupakan atlet nasional sedangkan sisanya atlet yang dibesarkan oleh klub.

“Pasti kami mengambil langkah-langkah terkait match fixing yang dituduhkan. Kami masih berprasangka karena belum tahu itu dasarnya apa,” katanya.

Dia mengatakan, jika para atlet terbukti bersalah maka opsi sanksi yang diberikan akan disampaikan setelah berkoordinasi dengan PP PBSI.

Oktohari menegaskan bahwa praktik pengaturan skor tidak boleh terjadi dalam olahraga, tidak hanya di cabang bulu tangkis namun semua cabang olahraga.

PB Djarum tidak Menampik Ada Atlet yang Terlibat Pengaturan Skor

Menurutnya, harus ada ketegasan yang dihasilkan dari kesepakatan bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga, KOI, dan juga semua pengurus cabang olahraga sehingga hal yang tidak diinginkan itu tidak terjadi lagi.

Dia mengatakan, dalam melaksanakan tata kelola olahraga di Indonesia selalu diperhatikan oleh organisasi yang levelnya lebih tinggi Komite Olimpiade Asia, Komite Olimpiade Internasional, dan federasi internasioal.

Oleh sebab itu, setiap kasus pengaturan skor dalam olahraga di Indonesia harus segera ditanggapi atau ditangani oleh pihak terkait.

7 Atlet Diduga Lakukan Pengaturan Skor

Menurut penelusuran Smashkok Media, kasus ini terungkap dari upaya BWF melakukan investigasi atas laporan pihak tertentu. Pada laporan itu disebutkan ada atlet Indonesia yang bertaruh atas nama dirinya, atau rekannya yang sudah dikondisikan supaya menang taruhan.

Menurut beberapa sumber juga menyebut PBSI telah melakukan sidang etik dengan hasilnya ada tujuh orang terbukti terlibat, dan ada 11 atlet lainnya yang diperiksa Komisi Etik PBSI.

Dari tujuh atlet yang terbukti, tiga di antaranya merupakan atlet nasional yang sering membawa nama Indonesia di turnamen internasional. Sementara empat lagi merupakan mantan binaan klub besar di Indonesia.

Smashkok Media, Selasa (30/9) mencoba menanyakan persoalan ini kepada anggota Komisi Etik PBSI Nugroho S Wibowo, yang ikut melakukan persidangan etik terhadap atlet-atlet yang bermasalah itu. Namun tidak ada jawaban.

Begitu pula saat ditanyakan kepada Bambang Roedyanto, anggota Dewan BWF dan Kabid Hubungan Internasional PBSI, tidak ada jawaban.

Sementara Kasubdit Pemberitaan dan Dokumentasi PBSI Yuni Kartika menolak berkomentar.

“Aku tidak komentar dan tidak ada yang perlu dijawab. Saya tidak bersedia,” kata Yuni.

Sebaliknya, Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin mengakui ada atlet dari klubnya yang terlibat dalam dugaan kasus pengaturan skor pertandingan.

Yoppy menyebutkan bahwa dirinya mengetahui soal kabar dugaan pengaturan skor. Ia bahkan mengakui ada atlet PB Djarum yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Iya (dengar). Iya benar ada anak djarum. Tapi siapanya saya belum tahu secara detail,” kata Yoppy, Rabu (1/10).

Yoppy juga menyebutkan bahwa dirinya sampai saat ini masih belum menerima informasi lebih lanjut terkait perkembangan dugaan kasus tersebut dari pihak Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI). ***

Related posts

PBSI Gandeng EO Megapro untuk Gelar Turnamen Besar termasuk Indonesia Open 2026

PB Djarum tidak Menampik Ada Atlet yang Terlibat Pengaturan Skor

7 Atlet Diduga Lakukan Pengaturan Skor