Kejuaraan bulu tangkis Hong Kong Open 2025 segera bergulir pada 9-14 September di Hong Kong Coliseum.
Turnamen dengan level BWF Super 500 ini memperebutkan hadiah total sebesar 500 ribu Dolar Amerika Serikat.
Salah satu yang paling dinantikan adalah dimulainya era baru ganda putri Indonesia. Tercatat tiga pasangan baru dan 1 pasangan comeback bakal memulai perjalanan di ajang ini.
Mereka adalah Amallia Cahaya Pratiwi/Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum, Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
“Persiapan sudah cukup oke, kami memaksimalkan waktu yang ada. Lumayan saya dan Febi ada waktu sekitar satu bulan jadi semoga bisa langsung menghasilkan hasil yang positif,” ungkap Rachel, seperti dilansir keterangan resmi PBSI.
“Walau sudah latihan bersama selama ini tapi tidak akan mudah menjalani pertandingan resmi dengan pasangan baru. Tapi kami terus meningkatkan komunikasi, cari terus bagaimana biar di lapangan bisa enak mainnya, bisa kompak,” sambungnya.
PBSI Daftarkan Pasangan Rian/Rahmat di Tur Eropa Oktober Mendatang
Sementara Apriyani Rahayu mengaku senang bisa kembali berpasangan dengan Fadia. Dia berharap semuanya bisa lebih kuat dari sebelumnya.
“Saya merasa senang, excited bisa kembali berpasangan dengan Fadia. Sekiranya kami bisa lebih kuat dari sebelumnya, bisa lebih dewasa dan mengupayakan hasil yang lebih baik juga,” sahut Apri.
“Secara persiapan memang tidak banyak karena Fadia kemarin ada Kejuaraan Dunia. Tapi kami sudah tahu karakter masing-masing jadi coba mengembalikan memori itu di lapangan,” kata Apri.
Tim bulu tangkis Indonesia sendiri sudah bertolak ke Hong Kong pada Minggu (7/9) pagi tadi.
Menembus top elite
Seperti diwartakan, Pelatih Ganda Putri Utama Pelatnas PBSI Karwl Mainaky mengatakan perombakan itu dilakukan karena pasangan Indonesia sulit menembus ganda putri top dunia.
“Awalnya perubahan ini didasari hasil selama ini untuk menembus top elit yang cukup sulit. Sejak saya datang bulan April, melihat dari beberapa pertandingan saya mulai mempelajari per individu sepertinya akan lebih hidup bila ada tukar pasangan,” buka Karel Mainaky, pelatih ganda putri utama, awal Agustus lalu.
“Dengan pasangan baru ini, saya berpikir untuk masuk ke level elit dunia cukup besar kesempatannya,” sambung Karel.
Bungsu dari klan Mainaky itu menyampaikan bahwa selain dari kualitas individu, saat dipasangkan saat latihan, mereka juga menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Komang Ayu Cahya Dewi mundur dari Pelatnas PBSI
“Setelah Piala Sudirman dan rangkaian turnamen hingga Indonesia Open, akhirnya saya tetapkan hati saya untuk merombak pasangan-pasangan ini,” ungkap Karel.
“Lalu sebelum tur Asia kemarin, saya sudah mencoba di latihan dan terlihat mereka ada kemajuan. Ambil contoh ketika pasangan lama melawan ganda putri pratama dengan sistem voor beberapa poin, mereka kebanyakan kalah, tidak bisa mengejar,” jelasnya.
Namun menurut Karel, setelah dipasangkan dengan yang baru, pola permainannya bisa berubah dan bisa menang.
“Mungkin juga ini ada semangat yang baru. Mereka pun siap dengan petualangan baru ini,” kata Karel.
Karel pun berharap bahwa dengan perubahan ini bisa membawa angin segar untuk ganda putri Indonesia.
“Di sisa tahun ini pastinya saya ingin melihat empat pasangan ini ketika diturunkan bisa meraih poin sebanyak-banyaknya jadi tahun depan sudah bisa langsung ikut turnamen level atas,” tutup Karel. ***