Peter Gade Sebut Kejuaraan Dunia Jadi Ujian untuk “Rasa Lapar” Gregoria dan Ginting

Kejuaran Dunia 2025 (BWF World Championships 2025) akan segera bergulir di Adidas Arena, Paris, Prancis, pada 25-31 Agustus mendatang.

Legenda bulu tangkis Denmark Peter Gade berpendapat, Kejuaraan Dunia 2025 bakal menjadi ajang pelampiasan “rasa lapar” yang dialami oleh sejumlah pemain tunggal yang absen di hampir separuh musim kompetisi tahun ini.

Dua di antaranya ialah pebulu tangkis Indonesia, yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung.

Di HUT ke-80 RI, Gill Clark Bagikan Fakta 80 Medali yang Diraih Indonesia di Kejuaraan Dunia

Gade yakin, mereka akan tampil tanpa beban dan tetap menjadi ancaman bagi para pemain lainnya, sepanjang kejuaraan yang berlangsung di Adidas Arena, Paris, Prancis, pada 25-31 Agustus tersebut.

“Mereka sudah lama absen, (Gregoria Mariska) Tunjung dan (Anthony Sinisuk) Ginting, tetapi masih punya waktu bermain meskipun sudah bermain di beberapa turnamen,” kata Gade dalam tayangan bertajuk “Badminton Weekly Ep. 123 | Countdown to the #BWFWorldChampionships” di akun YouTube BWF TV, yang disiarkan pada Selasa (19/8), esperto dilansir Djarum Badminton.

“Meski kita tidak melihat performa terbaik mereka di turnamen-turnamen ini, mereka masih punya waktu bermain lebih banyak,” tambahnya

Setelah enam bulan menepi untuk pemulihan cedera bahu, Anthony kembali bertanding pada Japan Open 2025, pertengahan Juli lalu.

Ia tersisih di babak pertama, setelah kalah dua gim 13-21, 19-21 dari wakil tuan rumah Kodai Naraoka dalam tempo 53 menit.

Di turnamen berikutnya di Changzhou, China, ia kembali tersingkir di babak pertama China Open 2025. Anthony kalah tiga gim dari Brian Yang asal Kanada.

Eng Hian: Indonesia Targetkan Raih Satu Gelar Juara di Kejuaraan Dunia 2025

Sementara Jorji, sapaan akrab Gregoria, absen sekitar tiga bulan untuk memulihkan kondisi dari vertigo. Ia kembali gelanggang elite bulu tangkis dunia melalui Japan Open 2025, dan langsung tersisih di babak 32 besar. Jorji gagal menghentikan perlawanan pemain tuan rumah Riko Gunji.

Sepekan kemudian, perjuangan Jorji pada China Open 2025 terhenti di perempat final. Ia kalah dari wakil tuan rumah Han Yue dengan skor 19-21, 18-21.

Punya cukup waktu

Meski gagal dalam dua turnamen level tinggi tersebut, Gade menilai, Anthony dan Jorji memiliki cukup waktu untuk memulihkan fisik dan kebugaran serta meningkatkan ketajaman dan fokus dalam latihan, sebelum bertolak ke Paris.

“Begitu mereka memasuki Kejuaraan Dunia, tidak akan ada tekanan pada mereka, sehingga dapat bermain 100 persen, bebas. Terkadang, itu hal yang baik,” katanya.

“Kedua, mereka belum banyak bermain di turnamen akhir-akhir ini. Jadi secara mental mereka ‘lapar’. Mereka tidak kelelahan sama sekali. Mungkin, kurangnya performa bertanding. Jadi menurut saya, rasa ‘lapar’ dan energi ini bisa menutupi kekurangan ini,” demikian Gade.

Berdasarkan hasil undian, Anthony bertemu Toma Junior Popov asal Prancis di babak 64 besar. Berdasarkan statistik pertemuan, Anthony unggul 2-1 atas Popov. Satu-satunya kemenangan Popov diraih di Paris, saat kedua pemain bertemu di fase penyisihan grup Olimpiade Paris 2024.

Sementara, Jorji berhadapan dengan Petra Maixnerova. Inilah laga perdana antara Jorji dengan wakil Republik Ceko itu. Gregoria ada di pool atas bersama unggulan pertama An Se Young (Korea).

Komitmen Ginting dan Adaptasi Gregoria

Sebelumnya, Pelatih Tunggal Putra Utama Pelatnas PBSI, Indra Wijaya memiliki keyakinan bahwa Anthony Sinisuka Ginting yang baru saja comeback usai pemulihan cedera dapat bersaing di papan atas.

Keyakinan tersebut datang setelah melihat komitmen Ginting selama menjalani proses rehab dan juga progress yang ia tunjukkan di dalam latihan.

Namun, Indra juga mencatat Ginting perlu memproyeksikan hasil latihannya ke dalam pertandingan. Ia berharap di World Championships nanti akan ada kejutan dari Ginting. Terlebih, posisi Ginting saat ini tengah berkejaran dengan poin pembekuan yang akan habis.

Undian Kejuaraan Dunia 2025 Dirilis, 12 Wakil Indonesia Siap Hadapi Lawan Berat

Di sisi lain, merespons kejadian di China Open 2025 saat Gregoria Mariska Tunjung mengalami vertigo di tengah pertandingan karena terpantik sorotan lampu, Pelatih Tunggal Putri Pelatnas PBSI Imam Tohari pun datang dengan solusi.

Ia menyarankan Gregoria untuk membawa kacamata hitam agar dapat menghalau pandangan dari cahaya.

Selebihnya, Imam melihat kondisi Gregoria sudah mendekati 100 persen meski harus tetap dijaga agar tak kambuh. Ia juga menilai pemain asuhannya tersebut masih semangat dan adaptif dalam menyikapi perubahan di kehidupan pribadi dan profesional. ***

Related posts

Ester Nurumi Mengalami Cedera Pangkal Tulang Kering

PBSI Daftarkan Pasangan Rian/Rahmat di Tur Eropa Oktober Mendatang

Komang Ayu Cahya Dewi mundur dari Pelatnas PBSI