Stadion Adidas Arena di Paris, Prancis, bakal menjadi tempat perebutan juara dunia badminton 2025 pada 25-31 Agustus ini. Event bergensi tiap tahun, kecuali di tahun penyelenggaraan olimpiade, ini akan diikuti atlet-atlet top dunia.
Memprediksi siapa yang menjadi juara dunia 2025 menjadi topik yang dibahas oleh tokoh-tokoh badminton dunia. Seperti yang diungkapkan oleh atlet tunggal putra asal Denmark, Viktor Axelsen.
Viktor Axelsen, yang tidak ikut bersaing di Kejuaraan Dunia 2025 akibat cedera, mengaku tetap memantau pergerakan rivalitas di nomor tunggal putra.
Untuk favorit juara, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Paris 2024 itu langsung mengarah ketiga nama. Shi Yu Qi asal China, Anders Antonsen dari Denmark, dan Kunlavut Vitidsarn dari Thailand.
“Bagi saya, Shi adalah favorit juara bersama Vitidsarn dan Antonsen,” kata Axelsen seperti yang dikutip dari The Star.
Sementara di nomor tunggal putri, Ketua Umum Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA) Zhang Jun memprediksi Chen Yu Fei akan mengalahkan An Se-young dari Korea Selatan.
“Mentalitas Chen Yu Fei di lapangan dan pemahamannya terhadap shuttlecock telah matang sejak kembali dari liburan. Hal ini bisa menjadikannya sebagai pemain China yang paling mungkin mengalahkan An,” ujar Zhang.
Chen menjadi salah satu tunggal putri yang merusak dominasi An setelah mengalahkannya pada perempat final Singapore Open 2025. Namun, An membalasnya dengan kemenangan pada perempat final Japan Open 2025 dan China Open 2025.
Tim China berangkat ke Prancis dengan atlet-atlet terkuat mereka. Sebanyak 26 pemain bulu tangkis China berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia ini, termasuk delapan pemain tunggal dan sembilan pasang ganda.
Di antara mereka terdapat pemain yang sudah berpengalaman tampil pada kejuaraan dunia yakni Jia Yi Fan, Huang Dong Ping, Chen Yu Fei, dan dan Shi Yu Qi. Sementara itu, debutan ada Liu Sheng Shu, Tan Ning, Weng Hong Yang, Gao Fang Jie, Chen Bo Yang, Liu Yi, Li Yi Jing, Luo Xu Min, Chen Fang Hui, Cheng Xing, dan Zhang Chi.
Zhang Jun pun berharap para pemain tidak terbebani, bermain bebas, dan menampilkan performa terbaik mereka.
Sementara Direktur Kepelatihan Ganda Nasional Malaysia, Rexy Mainaky, sangat berharap ganda putra nomor 2 dunia Aaron-Wooi Yik dan ganda putra nomor 3 dunia Goh Sze Fei-Nur Izzuddin Rumsani meraih juara.
Apalagi Aaron-Wooi Yik menciptakan sejarah ketika mereka menjadi pebulu tangkis Malaysia pertama yang meraih emas pada kejuaraan bergengsi tahun 2022 di Tokyo, Jepang.
Menurut Rexy, bagian tersulit menjadi juara sudah berakhir. Bagian tersulitnya adalah latihan dan stres yang dialami para pemain sebelum turnamen. Sekarang, memainkan permainan terbaik dan menikmati diri mereka di lapangan. Kami memiliki peluang untuk memenangkan medali tetapi kami tidak ingin memberikan terlalu banyak tekanan pada pemain kami.”
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Eng Hian menargetkan para punggawa Merah Putih bisa membawa pulang satu gelar. Tidak ada sektor yang dibebankan. Namun semua sektor diminta bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik. Bukan hanya para pemain pelatnas, tetapi juga para pemain yang kini sudah bermain profesional.
“Anak-anak dalam keadaan baik. Mereka mengikuti program latihan dengan bagus dan progres latihannya juga cukup baik. Dengan persiapan ini, saya rasa para atlet siap tampil maksimal di lapangan. Kami juga membawa tim pendukung yang siap membantu bila terjadi kendala,” ujar Eng Hian.
Sebagai Badminton Lovers Indonesia tentunya kita harus mendukung penuh tim Indonesia dan mendoakan supaya mereka memperoleh hasil yang terbaik.
Apalagi panceklik gelar BWF seri 500 ke atas sudah dipecahkan oleh Fajar Alfian dan M Shohibul Fikri di China Open lalu. Trend positif ini sudah selayaknya dipertahankan.
Ayo kumandangkan Indonesia Raya dan kibarkan Merah Putih di Adidas Arena. Kita Indonesia.