Reformasi di Federasi Korea Selatan

An Se-young meraih gelar keenam dari tujuh turnamen individu yang ia ikuti selama 2025. Terbaru, ASY meraih gelar Japan Open Minggu (20/7). Japan Open 2025 menjadi gelar ke-33 dalam karier An Se-young. setelah mengalahkan Wang Zhi Yi 21-12 dqn 21-10 dengann waktu 42 menit.

“Saya menghabiskan banyak waktu untuk berpikir mendalam tentang bagaimana menghadapi pertandingan ini, dan saya juga berlatih secara ekstensif,” kata An seperti yang dikutip dari laman BWF. “Saya puas dengan hasilnya karena saya mampu menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelumnya, dan saya merasa semua kerja keras yang telah saya lakukan tidak sia-sia.”

“Setelah Indonesia Open, saya bekerja keras untuk memperbaiki area yang saya rasa kurang dalam performa saya. Saya merenungkan jenis permainan seperti apa yang akan memberikan hasil yang lebih baik dan mempersiapkan diri dengan tepat.”

Kemenangan An Se-young ini bukti dari program yang dilakukan Asosiasi Bulu Tangkis Korea (BKA).

Kepala pelatih Timnas Korea Park Joo-bong menyebut An Se-young dipersiapkan untuk bermain lebih menyerang. Japan Open 2025 menjadi tes sesungguhnya bagi kebugaran fisik An Se-young setelah latihan keras yang dijalaninya.

Selama Juni lalu, setelah menjuarai Indonesia Open 2025, An Se-young berserta para pebulu tangkis Korea Selatan menjalani training camp di Kampung Atlet Nasional di Jincheon.

Park menilai An Se-young membutuhkan perhatian khusus. Walau sudah mengoleksi gelar-gelar Super 1000 seperti Malaysia Open, All England Open, dan Indonesia Open tahun ini, Park menilai An Se-young masih memiliki kelemahan. Kelemahan An Se-young, dia terlalu defensif.

Salah satu dasar yang digalakkan Park dalam latihan adalah footwork. Latihan footwork di sini adalah latihan yang mengulang-ulang langkah kaki dari area belakang ke area depan sembari mengayunkan raket untuk melakukan smes. Porsi latihan ini bahkan dinaikkan jadi dua kali lipat.

Padahal, latihan tersebut kondang menjadi latihan yang paling dibenci para pemain karena seperti hanya melakukan pemanasan tanpa henti. ”Meskipun ini adalah latihan yang paling dibenci para pemain, latihan ini dapat meningkatkan kebugaran fisik dan daya ledak secara bersamaan,” kata Park Joo-bong kepada Seoul.co.kr.

“Selain itu latihan ini juga memungkinkan pemain belajar memanfaatkan ruang lapangan secara maksimal,” lanjutnya.

Hasil latihan intensif ini bukan hanya terlihat dari gelar yang diraih An Se-young. Pasangan ganda putra Kim Won Ho/Seo Seung Jae juga berhasil meraih gelar juara di Japan Open 2025. Bahkan mereka akan segera menjadi pemain nomor 1 dunia dengan merebutnya dari ganda Malaysia Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, pasangan yang mereka kalahkan di final.

Bila ditarik ke belakang, langkah yang dilakukan BKA ini tidak terlepas dari reformasi pengelolaan manajemen setelah An Se-young berani memprotes kebijakan-kebijakan federasi setelah ia menjadi juara Olimpiade Paris 2024.

An Se-young dengan berani mengkritisi berbagai hal seperti penanganan cedera lutut yang dideritanya. Kala itu, An Se-young berpendapat bahwa BKA kurang serius dalam menangani cederanya.

Selain itu, An Se-young juga mengungkapkan beberapa hal lain seperti masalah senioritas hingga ketidakpuasan terhadap aturan sponsor yang merugikan para atlet.

Pemerintah Korea Selatan memperhatikan protes dari atlet andalannya itu dengan membentuk tim investigasi. Hasilnya, Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan menuntut BKA menghapuskan peraturan yang menghalangi pemain untuk berkompetisi di panggung internasional dan mengizinkan pemain untuk menjalani perawatan medis di fasilitas pilihan mereka sendiri.

Direktur Jenderal Olahraga Lee Jung-woo mengatakan kementerian juga akan memaksa BKA untuk menghapus aturan yang hanya mengizinkan pemain untuk berkompetisi di turnamen internasional setelah mereka bermain untuk tim nasional selama lima tahun dan telah mencapai usia yang disyaratkan, 28 tahun untuk pria dan 27 tahun untuk wanita. Alasannya, aturan tersebut menghambat jumlah pemain yang berkompetisi di panggung internasional.

Lee juga berjanji akan membantu tim nasional menemukan bakat dan memfasilitasi pergantian generasi yang sukses.

Kementerian menekankan bahwa BKA tidak memiliki pedoman tentang bagaimana menangani cedera atau proses rehabilitasi dan berjanji akan membuat BKA memungkinkan para pemain untuk menangani cedera mereka dengan lebih efisien.

“Para pemain akan diizinkan untuk menangani cedera mereka di fasilitas medis pilihan mereka. Kementerian juga akan memastikan untuk menambah tenaga medis di Pusat Pelatihan Tim Nasional Jincheon. Kurangnya dukungan medis untuk atlet tim nasional mengakibatkan banyak pemain menerima perawatan pada waktu tertentu atau menyebabkan keterlambatan dalam menerima perawatan.”

Presiden BKA Kim Dong-moon juga akhirnya memperbolehkan kontrak sponsor pribadi untuk para pemain tim nasional mereka. Ia berharap kontrak sponsor individu itu akan menjadi motivasi bagi para pemain Korea.

Hal ini yang membuka jalan An Se-young pada 1 Juli lalu menandatangani kontrak dengan brand asal Jepang, Yonex. Durasi kontrak antara An Se-young dengan Yonex akan berlangsung selama empat tahun, senilai USD7,2 Juta atau setara dengan Rp116 miliar.

PBSI sudah selayaknya mengikuti jejak reformasi di BKA untuk kemajuan badminton Indonesia. Apalagi, Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat merangkap jabatan sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Kebijakan yang membuat atlet nyaman tentunya akan membawa dampak ke performa dalam menghadapi pertandingan di lapangan.

Suara Badminton Lovers Indonesia yang merindukan prestasi yang kering selama tahun ini jangan dijadikan angin lalu. Wajar jika mereka ingin perubahan yang cepat karena Indonesia adalah negara besar di dunia badminton.

Beda halnya jika negara ini adalah Zimbabwe atau Cayman Island yang tidak disana memiliki sejarah panjang di bulu tangkis. Maka alasan butuh waktu lama untuk membenahi persoalan badminton dengan waktu bertahun-tahun masih bisa diterima oleh akal sehat.

Related posts

Menatap Kejuaraan Dunia Paris 2025

Menyoal Komunitas yang Jadi Warga PBSI

Pecah Telor