Pecah Telor

Pekan lalu menjadi pekan yang paling membahagiakan Badminton Lovers Indonesia di sepanjang tahun ini.

Pasangan ganda putra dadakan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri keluar sebagai juara Victor China Open 2025. Fajar/Fikri mengalahkan Pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik 21-15 dan 21-14 di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Cina, Minggu (27/7).

Hebatnya lagi, Fajar/Fikri menjadi juara dengan mengalahkan berbagai unggulan tanpa kehilangan satu set pun, alias menang stright game semua.

Gelar super 1000 ini menghapus puasa gelar Indonesia di turnamen BWF seri 500 keatas selama 7 bulan, atau tepatnya 208 hari. Terakhir Indonesia menjuarai seri 500 di Kumamoto Master 2024 melalui Fajar dan pasangan sejatinya, Muhammad Rian Ardianto, pada 17 November 2024.

Pada China Open juga kita merasa bangga dengan hasil yang diraih pasangan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu. Pasangan muda ini berhasil masuk ke semifinal. Sayangnya mereka gagal masuk ke final setelah kalah dari unggulan kedua asal China, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin.

Walau hanya sampai semifinal, publik bisa merasakan harapan untuk masa depan di pasangan ini. Daya tempur mereka membuat para pemain dunia keteteran. Mereka sudah seperti tokoh yang ada di lirik lagu ‘Jika Kami Bersama’ milik band punk asal bali,Superman is Dead. Mereka muda, beda, dan berbahaya. Jika mereka bersama, nyalakan tanda bahaya! Anda akan tersentak.

Bukan hanya dari China, di tanah air juga ada kabar yang menggembirakan. Moh Zaki Ubaidillah alias Ubed sukses merebut gelar juara di Asia Junior Championships 2025, Minggu (27/7). Ubed tampil perkasa dengan mengalahkan pemain China, Liu Yang Ming Yu dengan skor 21-12, 21-17, di GOR Manahan, Solo, Jawa Tengah.

Tunggal putra Indonesia menjadi sektor tersukses dalam turnamen ini. Selain medali emas dari Ubed, Garuda Muda juga membawa pulang dua medali perunggu melalui Richie Duta Richardo dan Fardhan Joe.

Sementara di sektor ganda campuran, Ikhsan L Pramudya/ Rinjani Kwinara Nastine mendapat perak setelah harus mengakui keunggulan Chen Jun Ting/Cao Zi Han unggulan kedua dari China dengan skor 12-21/13-21.

Adapun di sektor ganda putri, pasangan Riska Anggraeni/Rinjani Kwinara Nastine memperoleh perunggu setelah di babak semifinal kalah dari pasangan Thailand, Hathaithip Mijad/N Tungkasatan.

Kita semua boleh berbangga dan bergembira atas prestasi ini. Apresiasi yang besar juga harus diberikan kepada atlet, pelatih, pendamping, dan PBSI yang sudah bekerja keras mewujudkan hal ini.

Tapi jangan lupa, masih banyak turnamen lainnya di masa depan yang harus dihadapi. Momentum ‘pecah telor’ ini harus dimanfaatkan menjadi pemicu tsunami prestasi di masa depan.

Ayo Indonesia kita bisa. Badminton bawa kita juara. Tunjukan kita hebat selamanya.

#KitaIndonesia

Related posts

Menatap Kejuaraan Dunia Paris 2025

Menyoal Komunitas yang Jadi Warga PBSI

Reformasi di Federasi Korea Selatan