Meski Kami Tidak di PBSI, tapi Kami Masih Merah Putih

Pertengahan pekan ini PBSI membuat pengumuman jika ada dua atlet tunggal putra, Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo, memutuskan untuk melanjutkan karier bulu tangkis mereka di luar Pelatnas PP PBSI.

“PBSI menghormati keputusan ini, karena kami melihat tanggung jawab Jojo dan Chico tidak hanya sebagai atlet, tapi juga sebagai manusia seutuhnya. Inilah bentuk kedewasaan dan profesionalisme yang kami hargai. Walaupun berlatih di luar pelatnas, Jojo dan Chico tetap mewakili Indonesia di turnamen-turnamen internasional,” kata Wakil Ketua Umum I PP PBSI, sekaligus Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat.

Jojo, panggilan Jonatan, juga mengamini pernyataan legenda badminton Indonesia itu. “Keputusan ini bukanlah bentuk perpisahan, melainkan bagian dari proses adaptasi dan pengembangan diri. Saya percaya, dengan pola latihan yang lebih fleksibel, saya bisa terus meningkatkan performa dan tetap memberikan yang terbaik untuk ‘Merah Putih’,” kata Jojo.

Merah Putih memang bukan hanya monopoli PBSI semata. Sabar Karyaman Gutama/M Reza Pahlevi Isfahani yang kerap bertanding di kancah internasional juga membela Merah Putih. Begitu pula Christian Adinata yang harus merangkak dari level turnamen terbawah karena terdepak dari pelatnas akibat cedera, juga bertanding untuk ‘Merah Putih.’

Bahkan klub badminton terbesar di Indonesia, PB Djarum, yang juga sering disebut ‘Padepokan Merah’ juga akan membawa marwah ‘Merah Putih’ ketika bertarung di ajang internasional.

Badminton Lovers yang berisik di media sosial juga bersuara mengkritik demi Merah Putih.

Begitu juga dengan Smashkok Badminton Media. Beberapa awak dari kami memang pernah ada di PBSI. Tapi, walau kami sudah tidak di sana, kami masih ‘Merah Putih.’

Kami baru berkarya dalam dunia jurnalistik di segmentasi badminton selama satu bulan ini. Masih bayi yang perlu bimbingan dari para senior.

Tapi kami punya tiga moto yang menjadi pedoman arah karya jurnalistik yang kami buat, Badminton Di Mana-Mana, Kita Indonesia, dan Support Your Local Pride. Ketiga moto ini merupakan bentuk komitmen keikutsertaan kami terhadap perkembangan Badminton Indonesia tanpa ada intervensi dari kepentingan pihak manapun.

Kami hanya ingin berkarya untuk ‘Merah Putih.’

Related posts

Menatap Kejuaraan Dunia Paris 2025

Menyoal Komunitas yang Jadi Warga PBSI

Pecah Telor