Ajang Wondr by BNI Sirkuit Nasional A DKI Jakarta 2025 diduga dinodai oleh peserta ilegal yang ikut berlaga di turnamen yang berlangsung di Gelanggang Remaja Tanjung Priok, Gelanggang Jakarta Utara, dan Gelanggang Danau Sunter, pada 26–31 Mei.
Peserta yang diduga ilegal itu bernama Muh Azahbru B Karsa yang mewakili PB Djarum. Padahal menurut data pemain yang terdaftar di BWF, Azahbru merupakan pemain Swedia. Pada akhir April lalu, ia masih mengikuti Kawasaki Slovak Open 2025 dengan mambawa bendera Swedia.
Padahal, menurut aturan yang berlaku di Sirnas, peserta yang bertarung itu harus merupakan atlet yang mewakili Perkumpulan Bulutangkis (PB) yang sudah terdaftar dalam Sistem Informasi (SI) PBSI. Selain itu, atlet-atlet yang masuk di Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas), Pusat Pelatihan Provinsi (Pelatprov), Pusat Pelatihan Kabupaten (Pelatkab), dan Pusat Pelatihan Kota (Pelatkot).
Azahbru sempat bertanding di babak 64 besar tunggal putra dewasa, Selasa (27/5). Dia menang melawan Zelot Sanjaya 21-8 dan 21-11. Dia seharusnya bertanding melawan atlet Pelatnas Muhammad Reza Al Fajri di babak 32 besar.
Namun, keikutsertaan Azahbru ini kemudian mendapat protes dari berbagai pihak yang terlibat Sirnas DKI 2025. Pihak panitia pun akhirnya mencoret Azahbru dari turnamen ini.
Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin membantah bila pihaknya mendaftarkan Azahbru. “Kalo illegal pasti bukan Djarum. Kita sih lurus-lurus aja,” katanya kepada Smashkok Media.
Namun Yoppy mengakui bahwa Azahbru pernah menjadi atlet PB Djarum sebelum pindah ke Swedia.
Nama Azahbru juga tidak ada di daftar 101 atlet yang dikirim PB Djarum ke Sirnas DKI 2025, seperti yang diumumkan melalui akun Instagram resmi PB Djarum.
Namun saat ditanya kenapa ada nama Azahbru mewakili PB Djarum di Sirnas DKI 2025, Yoppy hanya menjawab, “Pendaftaran atas dasar SI PBSI.”
Wakil Sekjen PBSI Rachmat Setiawan mengatakan pemain ilegal ini memanfaatkan celah di SI PBSI yang belum sepenuhnya dibenahi.
“Pada 2023 saat yang bersangkutan pindah ke Swedia, belum melaporkan dan terdaftar di SI. Makanya di SI nama dia masih mewakili Indonesia,” kata Rachmat.
Namun saat panitia mendapat protes dan mengklarifikasi masalah ini, lanjutnya, penyelenggara langsung mendiskualifikasi pemain tersebut.
“Ke depan PBSI akan memverifikasi atlet-atlet yang bakal mengikuti turnamen nasional di bawah PBSI,” tutupnya. (SKN1)