Keberhasilan Tim China menjuarai Piala Sudirman yang ke-14 kalinya, empat di antaranya secara berturut-turut, membuktikan dominasi mereka di olahraga badminton.
Pada partai final di Fenghuang Gymnasium, Xiamen, China, tim China berhasil mematahkan perlawanan tim kuat Korea 3-1.
Presiden Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA) Zhang Jun mengatakan ia bersama para pelatih membuat strategi dalam pemilihan atlet yang diturunkan di setiap pertandingan di Piala Sudirman 2025. Terutama di babak final.
Zhang Jun mengatakan, untuk sektor ganda campuran yang menjadi nomor pembuka menjadi sangat penting dalam keberhasilan tim. “Sebagai pelatih tentu saja saya gugup dan bersemangat. Saya sangat memperhatikan bagaimana pertandingan berlangsung. Kemenangan ini meletakkan dasar bagi hasil akhir,” kata Zhang Jun yang dikutip dari website BWF.
China menurunkan Feng Yan Zhe dan Huang Dong Ping. “Mereka sempat berpisah, tetapi tidak permanen. Kami memisahkan mereka karena kami ingin melihat seperti apa percikan yang akan mereka miliki dengan pemain lain. Kami ingin mereka melihat kekuatan dan kelemahan mereka serta pasangan mereka,” katanya.
Tim China juga menurunkan Wang Zhi Yi melawan tunggal putri nomor satu dunia An Se Young. Pemilihan Wang Zhi Yi disebabkan dua alasan. Pertama dari rekam jejak ia pernah bermain sangat baik melawan An Se Young di masa lalu, dan pernah mengalahkannya. “Kedua, dia masih muda dan dapat menantang lawan yang begitu kuat.”
Zhang Jun juga memuji Shi Yu Qi yang berpenampilan sangat baik dan bertanggung jawab atas permainan yang dimainkannya selama Piala Sudirman 2025. “Dia memenangkan final dalam permainan dua set dengan hanya memberikan lima poin di setiap permainan,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi Chen Yu Fei. “Kami tahu dia mengambil jeda untuk belajar, dan dia kembali dengan kuat. Dia telah tampil dengan sangat baik,” ujarnya.
Menurut Zhang Jun, China telah memiliki fondasi pembinaan yang cukup bagus. “Kami memiliki pemain muda dari tim junior, tim nasional kedua, dan tim utama. Jadi kami juga memiliki pengembangan tingkatan yang lengkap, menurut saya itu cukup bagus,” katanya.
“Pemain inti yang berpengalaman, seperti Chen (Qing Chen) dan Jia (Yi Fan) dan Shi Yu Qi masih sangat mampu. Mereka berusia akhir 20-an hingga awal 30-an, tetapi mereka masih sangat kompetitif dan kuat. Shi Yu Qi kali ini menghadapi beberapa tantangan. Tahun lalu dia tidak mencapai podium di Paris 2024 tetapi dia tampil baik di turnamen lain. Jika pemain kami bangkit dari kekalahan dan tantangan. Mereka masih sangat kuat dan mereka dapat kembali lebih kuat lagi. Suasana di Tim Tiongkok sangat bagus. Semua orang bersedia memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan akhir kita,” katanya.
Zhang Jun juga melihat banyak penantang baru bagi Tim China di masa sepan.
“Saya melihat banyak pemain muda, mereka sangat bagus. Misalnya Tomoka (Miyazaki) dari Jepang, Putri (Kusuma Wardani) dari Indonesia. Meskipun tidak ikut dalam Piala Sudirman, (Alex) Lanier bermain sangat baik. Prancis juga memiliki ganda campuran yang kuat. Putri memiliki potensi dan merupakan pemain yang kompetitif, menunjukkan kekuatan yang hebat dalam menyerang, dan Tim Prancis juga bermain dengan baik. Pada Kejuaraan Eropa tahun ini, mereka memenangkan pertandingan atas Denmark. Jadi, saya melihat Prancis sebagai lawan yang kuat di masa mendatang,” katanya.
Adapun di negara lainnya di Asia, banyak pula pemain berbakat. “Chinese Taipei memiliki banyak pemain tunggal putra muda berbakat yang sedang naik daun. Saya pikir ini adalah fenomena yang sangat bagus untuk bulu tangkis di seluruh dunia karena menunjukkan olahraga ini menjadi lebih kompetitif dan lebih menghibur untuk ditonton,” tutupnya. (SKN1)