Ketua Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI), Kurniadi, merasa PBSI perlu membuat aturan tambahan soal meremas kok.
Kontroversi seputar meremas kok belakangan ramai dibicarakan usai pergelaran ajang Sirnas B Kepulauan Riau-Batam untuk pertandingan nomor tunggal putra.
Video peserta Sirnas B Kepulauan Riau-Batam dari PB Exist, yang meremas kok untuk memperoleh keuntungan atas sang lawan, banyak dibagikan netizen dan menjadi viral pada Minggu (20/4). Aksi itu dinilai sebagai tindakan yang curang dan tak sportif.
“Meremas kok sudah terjadi dari waktu ke waktu. Ini tentu kita sepakat sebagai perbuatan tidak sportif yang tidak ada dalam sistem pembinaan bulu tangkis nasional,” ujar Kurniadi, melalui pesan singkat.
Kejadiannya bermula ketika seorang pemain dari PB Exist mencapai match point dengan skor 20-19. Usai mendulang poin ke-20, pemain PB Exist yang berseragam kuning meminta pergantian kok. Ia lalu tertangkap kamera meremas kok yang baru digantinya tersebut sebelum melancarkan servis.
“Pelakunya tidak akan terkena sanksi selama pemain lawan yang dirugikan memprotes dan tidak ada aturan dasar dari PBSI untuk membekali wasit yang memimpin bersikap,” tutur Kurniadi.
Menurut Kurniadi, PBSI perlu merumuskan sebuah aturan untuk mencegah kejadian semacam ini terulang di kemudian hari. “Jadi, solusinya PBSI harus segera membuat aturan tambahan perihal sanksi jika diketahui pemain meremas kok atau memekarkan kok,” ucapnya.
Ketua Harian PB Exist Harry Hartono mengatakan PB Exist dengan tegas tidak menoleransi segala bentuk kecurangan. “Sejak PB Exist berdiri, kami terus menjunjung tinggi sikap jujur dan sportivitas dalam setiap pertandingan,” kata Harry dalam klarifikasi yang dikeluarkan melalui akun Istagram Exist Badminton Club.
“Mengenai video dugaan kecurangan yang dilakukan atlet muda binaan PB Exist di Sirnas-B Kepulauan Riau, kami telah memberikan teguran sangat keras kepada atlet yang bersangkutan. Kami melarang dia untuk menang dalam pertandingan selanjutnya. Pelarangan itu kami lakukan sebelum video itu beredar di media sosial,” ujarnya.
Harry mengatakan, sanksi internal dari klub juga akan diberikan. Tujuannya untuk meningkatkan kedisiplinan, sikap ksatria, dan mental juara dari atlet binaan.
“PB Exist berpendirian bahwa sportivitas harus menjadi landasan yang kuat dalam membentuk seorang calon juara. Bagi kami, kemenangan tidak boleh diraih dengan cara mengotori semangat sportivitas,” tutupnya. (SKN1)