Sekitar 100 hari M Fadil Imran resmi memimpin Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) masa bakti 2024-2028. Pelantikan berlangsung di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Sabtu (30/11/2024) lalu.
Salah satu visi Fadil Imran sebagai Ketua Umum PP PBSI adalah menjadikan bulu tangkis sebagai sumber kebanggaan dan kegembiraan masyarakat Indonesia. Visi ini diusung untuk membawa prestasi bulu tangkis Indonesia kembali berjaya di tingkat dunia.
Namun jelang 100 hari masa kepemimpinannya, badminton belum sepenuhnya menjadi sumber kebanggaan dan kegembiraan masyarakat.
Tim Indonesia sempat menjuarai Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia 2025, Minggu (16/2/2025). Indonesia menjadi kampiun setelah mengalahkan China dengan skor 3-1.
Tapi menjadi juara belum maksimal memberikan kebahagiaan bagi fans bulu tangkis, atau yang dikenal sebagai Badminton Lovers (BL) Indonesia. Pasalnya, raihan menjadi kejuaraan di turnamen beregu ini tidak diikuti dengan prestasi di nomor perseorangan seri BWF.
Seperti yang diungkapkan Muhammad Hifni Farhan Mubarok Malik, atau yang biasa dipanggil Farhan. Pria asal Garut, Jawa Barat, ini sehari-hari berprofesi sebagai guru di sebuah madrasah. Namun di sela-sela kesibukannya mengajar, Farhan mengelola akun instagram ina_badminton yang ia buat sejak 2015 dan kini memiliki lebih dari 308 ribu pengikut.
Menurut Farhan, kebahagiaan sebagai BL dan pelaku komunitas media sosial (medsos) bulu tangkis Indonesia belum ia rasakan. Apalagi, PBSI sebagai induk olahraga yang digemarinya, masih memandang sebelah mata terhadap pegiat-pegiat medsos bulu tangkis Indonesia.
Farhan selalu menyisihkan pendapatannya untuk bisa hadir di turnamen akbar badminton yang diselenggarakan di Jakarta, seperti Indonesia Open atau Indonesia Master. “Harga tiketnya selalu mahal. Bahkan terkadang saya menginap di masjid untuk menghemat biaya,” ujarnya.
Pada Januari lalu, Farhan sempat menaruh harapan saat PBSI membuka kesempatan bagi kreator konten bulu tangkis untuk berkolaborasi menyebarkan kegembiraan di acara Daihatsu Indonesia Master 2025 di Istora Senayan, Jakarta, kepada masyarakat luas.
Namun saat diumumkan, PBSI lebih memilih pengelola akun medsos yang jumlah pengikutnya di bawah 5 ribu serta tidak pernah mengunggah tentang bulu tangkis.
“Kami ini tidak digaji. Kami juga bukan pesaing akun medsos PBSI. Kami ini hanya akun kecil yang murni dari badminton lovers yang cinta bulu tangkis Indonesia. Mengabarkan soal dunia bulu tangkis secara totalitas tidak bisa dibayar dengan apapun,” ungkapnya.
Bahkan dengan panceklik prestasi yang terjadi saat ini, Farhan harus bekerja keras supaya bulu tangkis tidak ditinggalkan oleh para penggemar dan kehilangan pamornya di Indonesia.
Sementara CMO Badmintalk Virgiawan Alfianto mengungkapkan jika kebahagiaan di bulu tangkis itu bisa dikategorikan di dua sisi. Pertama kebahagiaan saat bermain. “Ini berdampak langsung ke teman-teman komunitas bulu tangkis yang suka mabar (main bareng),” kata pria yang akrab disapa Ian itu. Sementara kebahagiaan kedua adalah saat menonton. “Apalagi ketika ada atlet Indonesia yang menang dan juara,” lanjutnya.
Menurut dia, banyak sekali yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan sisi kebahagiaan yang pertama, termasuk ketersediaan lapangan bulu tangkis. “Sekarang banyak anggota komunitas yang hanya tertarik bermain bulu tangkis saja, tidak tertarik menonton karena prestasi kita saat ini bisa dibilang sedang gersang. Padahal komunitas bulu tangkis ini garda terdepan untuk memasyarakatkan bulu tangkis.
Menurutnya, langkah PBSI dengan membuat jabatan struktural Subbid Pengembangan Komunitas disambut baik oleh anggota-anggota komunitas. “Namun sayang, sampai 100 hari ini belum ada kejelasan program komunitas yang dilakukan akan seperti apa. Apalagi bicara dampak yang bisa diharapkan. Badmintalk dengan banyak anggota komunitas yang tersebar di berbagai kota di Indonesia siap membantu PBSI apabila ada program untuk komunitas,” kata pengelola akun badminton yang diikuti 1,1 juta pengikut di Instagram dan 733 ribu di X atau Twitter.
Selain itu, masih banyak sisi yang bisa dibenahi untuk membuat BL bahagia seperti menyesuaikan harga tiket turnamen dengan prestasi pelatnas serta fasilitas yang didapatkan. Lalu menyediakan TV nasional yang menayangkan program bulu tangkis, hingga memberikan akses kepada pengelola akun medsos yang punya banyak pengikuts dan influence yang tinggi supaya bisa bersinggungan langsung dengan atlet pelatnas.
“Badmintalk sempat tidak boleh liputan di Indonesia dengan alasan yang tidak jelas. Padahal di luar negeri kami sering liputan turnamen besar seperti All England, BWF World Championships, Thomas & Uber Cup. Alhamdulillah mulai tahun lalu kami sudah kembali liputan reguler di Indonesia,” ujarnya. (SKN1)